Pages

Ads 468x60px

Selasa, 04 November 2014

TUGAS 2 : 2 . KALIMAT EFFEKTIF


  • Pengertian
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,dalam wujud lisan atau tulis yangmemiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata.Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektifmenurut beberapa ahli bahasa:

1.Kalimat efektif adalah kalimat yang bukan hanya memenuhi syarat-syarat komunikatif, gramatikal, dan sintaksis saja, tetapi juga harus hidup, segar, mudah dipahami, serta sanggup menimbulkan daya khayal pada diri pembaca. (Rahayu: 2007)

2.Kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan jelas sehingga denganmudah dipahami orang lain secara tepat. (Akhadiah, Arsjad, dan Ridwan:2001)

3.Kalimat efektif adalah kalimat yangmemenuhi kriteria jelas, sesuai dengan kaidah, ringkas, dan enak dibaca. (Arifin: 1989)

4.Kalimat efektif dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. (Nasucha, Rohmadi, dan Wahyudi: 2009) Dari beberapa uraian di atas dapat diambil kata kunci dari definisi kalimat efektif yaitu sesuai kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami. Jadi, kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, jelas, dan mudah dipahami oleh pendengar atau pembaca.


  • Hal-hal Yang Berhubungan Dengan Kalimat Efektif Beserta Contohnya
Kalimat efektif mempunyai beberapa ciri ciri , sesuatu hal yang berhubungan , beserta contohnya 

Ciri-ciri kalimat efektif:

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA

· Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan.
· Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. · Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok.
· Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.

BEBERAPA CIRI KESEPADANAN · Mempunyai struktur jelas.
· Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang,
mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
· Tidak terdapat subjek ganda.
· Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan
· Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya
tidak jelas.
· Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat Mestinya
· Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
· Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
· Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat.
· Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.
· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
· Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.
· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :
1. Menempatkan kata yang ditonjolkan
di awal kalimat.
· Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas
· Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah.
2. Repetisi
Ø Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
Ø Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
Ø Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
Ø Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
Ø Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
Ø Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

4. KEHEMATAN KATA
o Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
o Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
o Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak

1. Contoh Menghilangkan pengulangan subyek
o Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia
1. Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata
o Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna
1. Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
o Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
o Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.

5.KESATUAN GAGASAN o Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
o Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN
o Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
o Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.

TUGAS 2 : 1 . KATA DAN PILIHAN KATA

BI. Pengertian Kata
Kata adalah suatu unit dari suatu bahasa yang mengandung arti dan terdiri dari satu atau lebih morfem. Kata adalah merupakan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri. Umumnya kata terdiri dari satu akar kata tanpa atau dengan beberapa afiks. Gabungan kata-kata dapat membentuk frasa, klausa, atau kalimat. Merupakan unsur utama dalam membentuk kalimat. Selain bentuk dasarnya, kata juga dapat dibentuk melalui proses morfologis, yaitu afiksasi (pengimbuhan), reduplikasi (perulangan), dan komposisi (penggambungan) untuk menyampaikan maksud yang terkandung di dalam kalimat.
BII. Jenis-jenis Kata
Dalam kalimat, kata memiliki kedudukan atau jabatan seperti subjek, predikat, objek, dan keterangan. Dalam kaitannya dengan jabatan di  dalam kalimat dan hubungannya dengan fungsi serta makna yang ditunjukkannya, kata dikategorikan ke dalam kelas kata.
Dalam perkembangan tata bahasa Indonesia, terdapat banyak rumusan tentang kelas kata oleh para ahli bahasa.
Namun secara umum, kelas kata terbagi menjadi berikut ini.
1.  Kata kerja (verba)
2.  Kata sifat (adjektiva)
3.  Kata keterangan (adverbia)
4.  Kata benda (nomina), kata ganti (pronomina), kata bilangan (numeralia)
5.  Kelompok kata tugas ialah :
  • Kata Sandang (artikel)
  • Kata Depan (preposisi)
  • Kata Hubung (konjungsi)
  • Partikel
  • Kata Seru (interjeksi)
1. Kata Kerja (Verba)
Kata kerja atau verba adalah kata yang menyatakan perbuatan atautindakan, proses, dan keadaan yang bukan merupakansifat.Kata kerja pada umumnya berfungsi sebagai predikat dalam kalimat.
Ciri kata kerja:
1. Dapat diberi aspek waktu, seperti akan, sedang, dan telah
Contoh: akan mandi, akan tidur, sedang makan, telah pulang
2. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak makan, tidak tidur.
3. Dapat diikuti oleh gabungan kata dengan + KB/KS
Contoh: Pergi dengan adik, menulis dengan cepat.
Macam-macam kata kerja (verba):
a. Verba dasar bebas, seperti: duduk, makan, mandi, minum, pergi, pulang, tidur
b. Verba turunan, terdiri atas:
1. Verba berafiks:
Contoh: ajari, bernyanyi, bertaburan.
2. Verba bereduplikasi:
Contoh: bangun-bangun, ingat-ingat, makan-makan, marah-marah.
c. Verba berproses gabung:
Contoh:  bernyanyi-nyanyi, tersenyum-senyum, makan-makan.
d. Verba majemuk :
Contoh:  cuci mata, campur tangan, unjuk gigi.
e. Verba transitif (kata kerja yang membutuhkan objek)
Contoh :  –  Saya menulis surat.
S         P           O
–   Adik membeli balon.
S           P          O
f. Verba intransitif (kata kerja yang tak memerlukan objek)
Contoh :   –  Mereka duduk di taman.
S           P               K
–  Anak-anak itu bersepeda di sepanjang pantai.
S                       P                    K
–   Adik sedang mandi.
S               P
2. Kata Sifat (Adjektiva)
Kata sifat atau adjektiva adalah kata yang menerangkan sifat, keadaan watak, dan tabiat orang/binatang/ benda.Kata sifat umumnya berfungsi sebagai predikat, objek dan penjelas subjek.
Ciri-ciri kata sifat:
1. Dapat diberi keterangan pembanding lebih, kurang, dan paling
Contoh:  lebih indah, kurang bagus, paling kaya.
2. Dapat diberi keterangan penguat: sangat, amat, benar, terlalu, dan sekali
Contoh: sangat senang, amat keras, mahal benar, terlalu berat, sedikit sekali.
3. Dapat diingkari dengan kata tidak
Contoh: tidak benar, tidak halus, tidak sehat, dan sebagainya.
Macam-macam adjektiva:
a.  Ajektiva dasar, seperti  adil, afdol, bangga, baru, cemas, disiplin, anggun, bengkak.
b. Adjektiva turunan terdiri atas:
1. adjektiva berafiks
contoh: terhormat, terindah, kesakitan, kesepian, keinggris-inggrisan.
2. adjektiva bereduplikasi
contoh:  muda-muda, elok-elok, cantik-cantik.
3. adjektiva berafiks –i, -wi, -iah
contoh:  abadi, duniawi, insani, ilmiah, rohaniah, surgawi.
Adjektiva deverbalisasi, misalnya:  melengking, terkejut, menggembirakan, meluap.
Adjektiva denominalisasi, misalnya: berapi-api, berbudi, budiman, kesatria, berbusa.
Adjektiva de-adverbialisasi, misalnya : bersungguh-sungguh, berkurang, bertambah.
Adjektiva denumeralia, misalnya: manunggal, mendua, menyeluruh.
Adjektiva de-interjeksi, misalnya: aduhai, sip, asoy.
Adjektiva majemuk, misalnya: panjang tangan, buta huruf, lupa daratan, tinggi hati.
Adjektiva eksesif (berlebih-lebihan), misalnya :alangkah gagahnya, bukan main kuatnya, Maha kuasa.3. Kata Keterangan (Adverbia)
Kata keterangan atau adverbia adalah kata yang memberi keterangan
pada verba, adjektiva, nomina predikatif, atau kalimat.
  1. Kata Keterangan (Adverbia)
    Macam-macam adverbia:
Adverbia dasar bebas, misalnya: alangkah, agak, akan, amat, nian, niscaya, tidak, paling,
pernah, pula, saja, saling.
b.  Adverbia turunan terbagi atas:
1.  Adverbia reduplikasi, misalnya: agak-agak, lagi-lagi, lebih-lebih,paling-paling.
2.  Adverbia gabungan, misalnya: belum boleh, belum pernah, atau tidak mungkin.
3.  Adverbia  yang berasal dari berbagai kelas, misalnya: terlampau, agaknya, harusnya,
sebaiknya, sebenarnya, secepat-cepatnya.
4.  Kata Benda (Nomina), Kata Ganti (Pronomina), Kata Bilangan (Numeralia)
a.  Kata Benda (Nomina)
Kata benda atau nomina adalah kata yang mengacu kepada sesuatu benda (konkret maupun abstrak).Kata benda berfungsi sebagai subjek, objek, pelengkap, dan keterangan.
Ciri-ciri kata benda:
1. Dapat diingkari dengan kata bukan.
Contoh : bukan gula, bukan rumah, bukan mimpi, bukan pengetahuan.
2. Dapat diikuti dengan gabungan kata yang + KS (kata sifat) atau yang sangat + KS
Contoh : buku yang mahal, pengetahuan yang sangat penting, orang yang baik.
Macam-macam nomina:
Nomina bernyawa, misalnya: Umar, Abdullah, nenek, nona, ayah, kerbau, ayam.
Nomina tak bernyawa, misalnya: nama lembaga, hari, waktu, daerah, bahasa.
Nomina terbilang, misalnya: kantor, rumah, orang, buku.
Nomina tak terbilang, misalnya: udara, kebersihan, kemanusiaan.
Nomina kolektif, misalnya: cairan, asinan, buah-buahan, kelompok.
Nomina ukuran, misalnya: pucuk, genggam, batang, kilogram, inci.
Nomina dari   proses nominalisasi, misalnya: keadilan, kenaikan, pembicara, pemotong, anjuran, simpulan, pengumuman, pemberontakan.
Nominalisasi dengan  si dan  sang, misalnya: si kecil, si manis, sang kancil, sang dewi.
Nominalisasi dengan  yang, misalnya: yang lari, yang berbaju, yang cantik.
  1. Kata Ganti (Pronomina)
    Kata ganti atau pronomina adalah kata yang dipakai untuk mengacupada nomina lain.  Pronomina berfungsi untuk mengganti kata benda ataunomina.
    Macam-macam pronomina:
    Ada tiga macam pronomina dalam bahasa Indonesia, yakni (1)  pronominal persona, (2)  pronomina penunjuk  (3)  pronomina penanya.
    1. Pronomina Persona
Pronomina reduplikasi, misalnya: kita-kita, dia-dia, dan beliau-beliau.
Pronomina berbentuk frasa, misalnya: kamu sekalian, aku ini, dia itu.
Pronomina takrif, terbatas pada pronomina persona (orang) misalnya:
Pronomina persona I (kata ganti orang I) : saya, aku (tunggal),
dan kami, kita (jamak)
Pronomina persona II (kata ganti orang II) : kamu, engkau, Anda (tunggal), dan kalian, Anda sekalian (jamak)
Pronomina persona III (kata ganti orang III) : ia, dia, beliau (tunggal), dan mereka (jamak)
Pronomina tak takrif, tidak menunjuk pada orang atau benda tertentu, misalnya : sesuatu, seseorang, barang siapa, siapa, apa-apa, anu, dan masing-masing sendiri.
  1. Pronomina Penunjuk
    Pronomina Penunjuk dalam bahasa Indonesia ada tiga macam.
Pronomina penunjuk umum: ini, itu, dan anu.
Pronomina penunjuk tempat: sini, situ, atau sana.
Pronomina penunjuk ihwal: begini dan begitu.
Pronomina Penanya :
Pronomina penanya adalah pronomina yang dipakai sebagai pemarkah pertanyaan.Contoh:  siapa, apa, mana, mengapa, kapan, dimana, bagaimana, dan berapa.
c. Kata Bilangan (Numeralia)
Kata bilangan atau numeralia adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya orang, binatang, dan benda.
Numeralia utama (kardinal), terdiri atas:
Bilangan penuh, misalnya: satu, dua, tiga, puluh, ribu, juta.
Bilangan pecahan, misalnya: sepertiga, duapertiga, lima perenam.
Bilangan gugus, misalnya: selikur (21), lusin, gros, kodi, atau ton.
Numeralia tingkat, yaitu numeralia yang menunjukkan urutan atau struktur
Misalnya:  pertama, kesatu, kedua, keempat, ketiga belas.
Numeralia kolektif, numeralia yang terbentuk oleh afiksasi, misalnya :  ketiga (ke + Num),
ribuan, ratusan (Num + -an), beratus-ratus, dan bertahun-tahun (ber- + Num)
5.  Kelompok Kata Tugas
Kata tugas terdiri atas:
a. Kata Sandang (Artikel)
Kata sandang atau artikel adalah kata yang mendampingi kata benda atau yang
membatasi makna jumlah orang atau benda.
Macam-macam artikel:
a). Artikula/artikel bermakna tunggal, misalnya: sang guru, sang suami, sang juara.
b). Artikula/artikel bermakna jamak, misalnya: para petani, para guru, para ilmuwan.
c). Artikula/artikel bermakna netral, misalnya: si hitam manis, si dia, si terhukum.
d).Artikula/artikel bermakna khusus, misalnya: Sri Baginda, Sri Ratu, Sri Paus (gelar
kehormatan),  Hang Tuah, dan Dang Halimah (panggilan pria dan wanita dalam sastra
lama)
b. Kata Depan (Preposisi)
Kata depan atau preposisi adalah kata yang selalu berada di depan kata benda, kata sifat, atau kata kerja untuk membentuk gabungan kata depan(frasa preposisional).
Macam-macam preposisi:
a). Preposisi dasar, misalnya:  di , ke, dari, akan, antara, kecuali, bagi, dalam, daripada, tentang, pada, tanpa, untuk, demi, atas, depan, dekat.
b). Preposisi turunan, terdiri atas:
(a). gabungan preposisi dan preposisi, misalnya : di depan, ke belakang, dari muka.
(b). gabungan  preposisi + preposisi +  non-preposisi, misalnya : di atas rumah, dari
tengah-tengah kerumunan.
(c). gabungan preposisi + kelas kata + preposisi + kelas kata, misalnya dari rumah ke
jalan, dari Bogor sampai Jakarta, dari pagi hingga petang.
(d).  Preposisi yang menunjukkan ruang lingkup, misalnya sekeliling, sekitar, sepanjang,
seputar.
c. Kata Hubung (Konjungsi)
Kata hubung atau konjungsi adalah kata yang  berfungsi menghubungkan dua kata atau dua kalimat.
Macam-macam konjungsi:
Konjungsi penambahan, misalnya: dan, dan lagi, tambahan lagi, lagi pula.
Konjungsi urutan, misalnya: lalu, lantas, kemudian, setelah itu.
Konjungsi pilihan, misalnya: atau
Konjungsi perlawanan, misalnya:  tetapi, sedangkan, namun, sebaliknya, padahal.
Konjungsi menyatakan waktu, misalnya: ketika, sejak, saat, dan lain-lain
Konjungsi sebab-akibat, misalnya: sebab, karena, karena itu, akibatnya dan lain-lain
Konjungsi persyaratan, misalnya: asalkan, jikalau, kalau, dan lain-lain
Konjungsi pengandaian, misalnya: andaikata, andaikan, seandainya, seumpamanya.
Konjungsi harapan/tujuan, misalnya: agar, supaya, hingga.
Konjungsi perluasan, misalnya: yang
Konjungsi pengantar objek, misalnya: bahwa
Konjungsi penegasan, misalnya: bahkan dan malahan
Konjungsi pengantar wacana, misalnya: adapun, maka, jadi.
  1. Partikel
    Partikel adalah kategori atau unsur yang bertugas memulai,mempertahankan, atau mengukuhkan sebuah kalimat dalam komunikasi.
    Unsur ini digunakan dalam kalimat tanya, perintah dan pernyataan (berita).
    Macam-macam partikel:
    a).  kah, misalnya: Apakah Bapak Ahmadi sudah datang?
    b).  kan, misalnya: Tadi kan sudah dikasih tahu!
    c).  deh, misalnya: Makan deh, jangan malu-malu.
    d).  lah, misalnya: Tidurlah hari sudah malam!
    e).  dong, misalnya: Bagi dong kuenya.
    f).  kek, misalnya: cepetan kek, lama sekali.
    g).  pun, misalnya:  Membaca pun ia tak bisa.
    h).  toh, misalnya: Saya toh tidak merasa bersalah
sumber : http://desifitras.wordpress.com/2014/11/03/tugas-ii-kata-dan-pilihan-kata/

Senin, 20 Oktober 2014

Peranan & Fungsi Bahasa

Peranan dan Fungsi Bahasa
Pengertian Bahasa
Secara sederhana, bahasa dapat diartikan sebagai alat untuk menyampaikan sesuatu yang terlintas di dalam hati. Namun, lebih jauh bahasa bahasa adalah alat untuk beriteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau perasaan. Dalam studi sosiolinguistik, bahasa diartikan sebagai sebuah sistem lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi.
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sistem bahasa berupa lambang-lambang bunyi, setiap lambang bahasa melambangkan sesuatu yang disebut makna atau konsep.
Manfaat bahasa
Sebelum menyentuh pada manfaat dari bahasa sedikit saya ulas mengenai fungsi dari bahasa iti sendiri secara umum fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, komunikasin ini baik secara lisan maupun tulisan. Untuk manfaat secara sempit manfaat dari mempelajari bahasa adalah kita bisa lebih terampil dan teliti dalam menggunakan bahasa terlebih pada tempat dan kondisi tertentu sehingga tidak ada kesalahpahaman antara satu dan yang lainnya dalam menyampaikan informasi.
Timbul pertanyaan “apakah bahasa merubah prilaku seseorang?”
Menurut sudut pandang saya bahasa sangatlah mempengaruhi prilaku seseorang, karena apa yang di keluarkan oleh alat indera ucap kita merupakaan suatu perwujudan dari hati sedangkan hati itu yang mengorganisir semua gerak tubuh dan prilaku kita. Sehinga saya bisa mengambil jawaban bahwa bahasa sangatlah mempengaruhi terhadap perubahannya prilaku manusia. Oranglain menilai kita juga dari tutur kata dan bahasa yang kita ucapkan saat mengobrol.
Ragam dan Laras Bahasa
Pengertian ragam bahasa
Ragam bahasa adalah varian dari sebuah bahasa menurut pemakaian. Berbeda dengan dialek yaitu varian dari sebuah bahasa menurut pemakai. Variasi tersebut bisa berbentuk dialek, aksen, laras, gaya, atau berbagai variasi sosiolinguistik lain, termasuk variasi bahasa baku itu sendiri. Variasi di tingkat leksikon, seperti slang dan argot, sering dianggap terkait dengan gaya atau tingkat formalitas tertentu, meskipun penggunaannya kadang juga dianggap sebagai suatu variasi atau ragam tersendi.
Ragam dan laras bahasa
Menurut Felicia (2001 : 8), ragam bahasa dibagi berdasarkan :
1. Media pengantarnya atau sarananya, yang terdiri atas :
a. Ragam lisan.
b. Ragam tulis.
Ragam lisan adalah bahasa yang diujarkan oleh pemakai bahasa. Kita dapat menemukan ragam lisan yang standar, misalnya pada saat orang berpidato atau memberi sambutan, dalam situasi perkuliahan, ceramah; dan ragam lisan yang nonstandar, misalnya dalam percakapan antarteman, di pasar, atau dalam kesempatan nonformal lainnya.
Ragam tulis adalah bahasa yang ditulis atau yang tercetak. Ragam tulis pun dapat berupa ragam tulis yang standar maupun nonstandar. Ragam tulis yang standar kita temukan dalam buku-buku pelajaran, teks, majalah, surat kabar, poster, iklan. Kita juga dapat menemukan ragam tulis nonstandar dalam majalah remaja, iklan, atau poster.
2. Berdasarkan situasi dan pemakaian
Ragam bahasa baku dapat berupa : (1) ragam bahasa baku tulis dan (2) ragam bahasa baku lisan. Dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis makna kalimat yang diungkapkannya tidak ditunjang oleh situasi pemakaian, sedangkan ragam bahasa baku lisan makna kalimat yang diungkapkannya ditunjang oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan unsur kalimat. Oleh karena itu, dalam penggunaan ragam bahasa baku tulis diperlukan kecermatan dan ketepatan di dalam pemilihan kata, penerapan kaidah ejaan, struktur bentuk kata dan struktur kalimat, serta kelengkapan unsur-unsur bahasa di dalam struktur kalimat.
Ragam bahasa baku lisan didukung oleh situasi pemakaian sehingga kemungkinan besar terjadi pelesapan kalimat. Namun, hal itu tidak mengurangi ciri kebakuannya. Walaupun demikian, ketepatan dalam pilihan kata dan bentuk kata serta kelengkapan unsur-unsur di dalam kelengkapan unsur-unsur di dalam struktur kalimat tidak menjadi ciri kebakuan dalam ragam baku lisan karena situasi dan kondisi pembicaraan menjadi pendukung di dalam memahami makna gagasan yang disampaikan secara lisan.
Pembicaraan lisan dalam situasi formal berbeda tuntutan kaidah kebakuannya dengan pembicaraan lisan dalam situasi tidak formal atau santai. Jika ragam bahasa lisan dituliskan, ragam bahasa itu tidak dapat disebut sebagai ragam tulis, tetapi tetap disebut sebagai ragam lisan, hanya saja diwujudkan dalam bentuk tulis. Oleh karena itu, bahasa yang dilihat dari ciri-cirinya tidak menunjukkan ciri-ciri ragam tulis, walaupun direalisasikan dalam bentuk tulis, ragam bahasa serupa itu tidak dapat dikatakan sebagai ragam tulis. Kedua ragam itu masing-masing, ragam tulis dan ragam lisan memiliki ciri kebakuan yang berbeda.
Contoh perbedaan ragam bahasa lisan dan ragam bahasa tulis (berdasarkan tata bahasa dan kosa kata) :
1. Tata Bahasa
(Bentuk kata, Tata Bahasa, Struktur Kalimat, Kosa Kata)
a. Ragam bahasa lisan :
- Nia sedang baca surat kabar
- Ari mau nulis surat
- Tapi kau tak boleh nolak lamaran itu.
- Mereka tinggal di Menteng.
- Jalan layang itu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Saya akan tanyakan soal itu
.
b. Ragam bahasa Tulis :
- Nia sedangmembaca surat kabar
- Ari mau menulis surat
- Namun, engkau tidak boleh menolak lamaran itu.
- Mereka bertempat tinggal di Menteng
- Jalan layang itu dibangun untuk mengatasi kemacetan lalu lintas.
- Akan saya tanyakan soal itu.
2. Kosa kata
Contoh ragam lisan dan tulis berdasarkan kosa kata :
a. Ragam Lisan
- Ariani bilang kalau kita harus belajar
- Kita harus bikin karya tulis
- Rasanya masih terlalu pagi buat saya, Pak
b. Ragam Tulis
- Ariani mengatakan bahwa kita harus belajar
- Kita harus membuat karya tulis.
- Rasanya masih terlalu muda bagi saya, Pak.
(http://edukasi.kompasiana.com/2013/12/19/pengertian-bahasa-620832.html)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ragam_bahasa)

Senin, 17 Maret 2014

TULISAN - Pendakian Gunung Lawu : Puncak Lawu Hargo Dumilah Kami Datang.. Kisah, Pendakian Gunung Lawu Januari 8th, 2014

Setelah berjuang Pendakian Gunung Lawu: Perjalanan Ke Pos 3 Lebih Berat lagi.Di tulisan ini akan kita lanjutkan cerita tentang Pendakian Gunung Lawu : Puncak Lawu Hargo Dumilah Kami Datang..
Jam menunjukkan 06.00 ketika kami berunding untuk misi perjalanan selanjutnya. Setelah rembugan, ternyata tidak semua dari tim ini sanggup melakukan perjalanan ke Puncak Gunung Lawu. Hanya 17 orang yang masih semangat untuk menuju Puncak Gunung lawu. Sedangkan ke delapan lainnya menunggu di Pos 3 sampai kami kembali.
Akhirnya, setelah “dibohongi” oleh kakak kelas bahwa puncak lawu tinggal sebentar lagi, saya pun ikut untuk melanjutkan perjalanan ini. Perjalanan pagi itu berbeda dengan perjalanan di malam hari. Udara segar dan sinar mentari yang mulai muncul sedikit mengurangi rasa dinginnya pegunungan. Kami juga tidak perlu lagi menyalakan senter kami, karena Allah telah menjadikan semuanya terang benderang tanpa perlu senter. Alhamdulillah besarnya nikmat Allah kepada kita berupa sinar matahari.
Langkah demi langkah kami tapaki , menit berganti menit dan jam berganti ja. Aakhirnya, setelah dua jam perjalanan kami sampai di Pos 4. Alhamdulillah. Di Pos 4 ini, barulah kami menemukan air yang segar yang bisa kami gunakan untuk minum dan mandi. Maka kami segera antri untuk mandi dan sekaligus buang air besar. Di Pos 4 ini, juga terdapat warung kecil yang menjual makanan-makanan ringan atau juga nasi. Setelah badan kami segar karena sudah mandi, maka kami segera melanjutkan perjalanan ke Puncak Gunung Lawu yang menjadi tujuan perjalanan kami ini.
Puncak Lawu Hargo Dumilah …Oh Ternyata…
Ternyata tak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk menuju Puncak Gunung Lawu dari Pos 4. Untuk menuju kePuncak Lawu Hargo Dumilah kami harus mendaki tebing yang cukup menantang tingkat kemiringannya. Setelah dengan usaha keras, akhirnya kami ber-17 Anak SMA Negeri 5 Surakarta bisa sampai di Puncak Lawu Hargo Dumilah sekitar pukul 10.00.
Ucapan syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan kami kekuatan dan kesempatan untuk bisa sampai di Puncak Lawu Hargo Dumilah, Alhamdulillahirabbil alamiin.
Meihat ke arah utara nampak dataran tinggi hampir setinggi puncak lawu ini. Kalau kita melihat ke arah barat, jauh di ujung barat terlihat 2 Gunung yang berjejer rapi yakni Gunung Merbabu dan Gunung Merapi. Ke arah barat daya kami melihat Waduk Gajah Mungkur, di Wonogiri yang terlihat kecil dari kejauhan. Sedangkan di arah lainnya kita masih melihat keindahan alam yang telah diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala bagi hamba-hambanya. Subhanallah, Walhamdulillah, wa Laa ilaaha Illallah Wallahu Akbar.
Selain menikmati indahnya alam dari Puncak Gunung Lawu, kami juga menyempatkan untuk mengambil beberapa fotountuk dokumentasi perjalanan kami ini. Berikut ini beberapa foto yang masih saya punya:
Anak-sma-di-puncak-lawu (Abdurahman)
Anak-sma-di-puncak-lawu (Abdurahman)


anak-anak-rohis-sma-5-surakarta-di-puncak-lawu
anak-anak-rohis-sma-5-surakarta-di-puncak-lawu

sumber : http://baharudinwahida.blogdetik.com/index.php/2014/01/08/pendakian-gunung-lawu-puncak-lawu-hargo-dumilah-kami-datang/

Sabtu, 15 Maret 2014

TUGAS - Peranan Organisasi Dalam Perusahaan

PENTINGNYA PERAN ORGANISASI DALAM PERUSAHAAN

I.PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur. (W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia)
PENGERTIAN ORGANISASI MENURUT AHLI :
1. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang dibawah pengarahan manajer dan tujuan bersama.
2. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama
3. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Suatu system kegiatan kerjasama dari 2orang atau lebih dengan sesuatu yg tidak terwujud & tidak bersifat perseorangan.


II. HUBUNGAN ORGANISASI,MANAJEMEN & TATA KERJA

Manajemen
Menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan
Tata kerja
Menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia
Organisasi
Organisasi adalah susunan dan aturan dari berbagai-bagai bagian (orang dsb) sehingga merupakan kesatuan yang teratur.
• Hubungan organisasi dan manajemen
Organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan
• Hubungan manajemen dan tata kerja
Manajemen berfungsi untuk menjelaskan perlu ada proses kegiatan & pendayagunaan sumber-sumber untuk pelaksanaan kegiatan. Tata kerja berfungsi menjelaskan agar kegiatan itu dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber & waktu yang ada.
• Hubungan Manajemen,Organisasi & Tata kerja
Manajemen merupakan proses kerjasama agar tujuan tercapai .Organisasi adalah alat untuk pencapaian tujuan dan pengelompok.dan tata cara mengatur bagaimana kerjasama itu dilakukan agar tujuan tercapai secara efisien


III.Tipe Struktur Organisasi
Ada beberapa jenis struktur organisasi dan perusahaan harus memilih mana yang terbaik sesuai dengan kebutuhannya.
1.Struktur Tradisional
Struktur ini berdasarkan fungsi divisi dan departemen. Ini adalah jenis struktur yang mengikuti aturan dan prosedur organisasi. Dicirikan dengan memberikan garis otoritas yang jelas di seluruh level manajemen. Jenis struktur dibawah struktur tradisional adalah :
2. Struktur Lini
Adalah jenis struktur yang memiliki lini perintah yang sangat spesifik. Persetujuan dan perintah dari jenis struktur ini berasal dari atas ke lini yang bawah. Struktur ini sesuai untuk organisasi yang kecil seperti kantor akunting atau kantor hukum. Jenis struktur seperti ini memudahkan pengambilan keputusan, dan bersifat informatif. Mereka memiliki departemen yang lebih sedikit, yang membuat seluruh organisasi sangat desentralisasi.
3. Struktur Lini dan Staff
Meskipun struktur lini sesuai untuk kebanyakan organisasi, khususnya organisasi yang kecil, tapi tidak efektif untuk organisasi yang lebih besar. Dimana struktur organisasi lini dan staff memainkan perannya. Lini dan struktur menggabungkan struktur lini dimana informasi dan persetujuan berasal dari atas ke bawah, dengan dukungan dan spesialisasi staf departemen. Stuktur organisasi lini dan staff lebih terpusat. Manajer lini dan staff memiliki otoritas pada bawahannya. Pada jenis stuktur organiasai ini, proses pengambilan keputusan menjadi lebih lambat karena lapisan dan panduan yang tipikal, dan jangan melupakan formalitas didalamnya.
4. Struktur fungsional
Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan Administratif .
IV.PERAN ORGANISASI DI DALAM PERUSAHAAN
BERDASARKAN STRUKTUR ORGANISASI
I. menciptakan bayangan kesuksesan untuk bisnis kita, dengan memiliki Struktur Organisasi kita telah berimajinasi seperti apa bisnis kita dimasa mendatang. Divisi – divisi dan posisi – posisi apa saja yang nanti akan ada bisa tergambar dengan jelas saat ini.
II. memudahkan pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan Struktur Organisasi kita mampu melihat bagian-bagian perusahaan mana saja yang nantinya membutuhkan SDM, Struktur Organisasi juga bisa menjadi alat pada saat kita melakukan perekrutan atau penambahan karyawan nantinya. Dengan adanya Struktur Organisasi kita akan berusaha untuk mendapatkan SDM yang berkualitas pada posisi-posisi yang saat ini masih kosong atau rangkap jabatan. Bagi karyawan Struktur Organisasi ini juga akan menjadi motivasi tersendiri untuk naik jabatan pada posisi diatasnya, tanpa Struktur Organisasi karyawan tidak/ belum mengetahui apakah ada jabatan diatas posisinya saat ini.
III. fungsi delegasi, dengan Struktur Organisasi kita bisa dengan mudah memisah fungsi delegasi antar setiap bagian pekerjaan, sekalipun rangkap jabatan masih ada setidaknya akan diketahui pada posisi mana kita sedang bekerja. Hal ini akan sangat terasa ketika kita telah memiliki karyawan, kadangkala kita melimpahkan pekerjaan pada karyawan tetapi hal itu tidak sesuai dengan lingkup pekerjaannya, sehingga hasil pekerjaan tersebut menjadi tidak maksimal, jika sejak awal kita telah menempatkan karyawan tadi pada suatu posisi tertentu dalam Struktur Organisasi maka kita bisa melihat apakah pekerjaan yang didelegasikan sudah sesuai dengan posisi dan lingkup pekerjaan karyawan tersebut. Dari Struktur Organisasi ini pula kita akan mengetahui posisi – posisi mana saja yang sudah waktunya untuk di delegasikan.

Dengan adanya fungsi-fungsi diatas kita dapat mengetahui bagaimana pentingnya struktur organisasi dapat membuat perusahaan lebih terarah / lebih terbuka cara kita mengatur suatu perusahaan .

.









Organisasi Niaga
Organisasi yang tujuan utamanya mencari keuntungan
Macam-macam Organisasi Niaga
1. Perseroan Terbatas (PT)‏
2. Perseroan Komanditer (CV)‏
3. Firma (FA)‏
4. Koperasi
5. Join Ventura
6. Trus
7. Kontel
8. Holding Company

Karena organisasi ini bertujuan untuk mencari kauntungan maka yg harus diperhatikan adalah
Pertama: pemasaran dan penjualan.
Seringkali perusahaan baru bangkrut karena divisi pemasaran dan penjualannya loyo. Banyak yang merasa mampu membuat solusi multimedia dan informatika membuat usaha baru namun setahun kemudian tutup karena tidak dapat proyek. Tugas divisi ini adalah melakukan riset pasar, promosi, mencari prospek klien, melakukan presentasi sampai dapat menghasilkan proyek untuk perusahaan.
Kedua: produksi. buatlah struktur organisasi yang tepat.
Dalam perusahaan yg kita kelola harus mempunyai struktur organisasi yg jelas & tepat agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan
Ketiga: Administrasi dan Keuangan.
Divisi ini bertanggung jawab terhadap masalah legal, administrasi, penagihan, pembayaran, termasuk membayar gaji karyawan.

STRUKTUR ORGANISASI YG TEPAT ADALAH . Struktur fungsional
Jenis struktur organisasi ini mengelompokkan orang berdasarkan fungsi yang mereka lakukan dalam kehidupan profesional atau menurut fungsi yang dilakukan dalam organisasi. Bagan organisasi untuk organisasi berbasis fungsional terdiri dari Vice President, Sales department, Customer Service Department, Engineering atau departemen produksi, departemen Akunting dan Administratif

 

Sample text

Sample Text

Sample Text